Sabtu, 21 Maret 2015

AKUNTANSI INTERNASIONAL BAB 1

Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang menjadi penggerak ekonomi dalam masayarakat. Akuntansi menyediakan informasi melalui beberapa proses seperti, pengukuran, pengungkapan dan pemeriksaan yang berkenaan dengan aktivitas ekonomi yang dapat menghasilkan informasi secara andal. Akuntansi sudah dikenal secara internasional hingga beberapa negara memiliki peraturan sendiri untuk mengatur perlakuan akuntansi itu menjadi sistem yang syah dimata dunia dan agar tidak ada penyimpangan. Tidak adanya sekat antarnegara membuat kemudahan bagi pengelola bisnis, selain itu kebergantungan pemasok internasional yang menuntut untuk menekan biaya produksi dan berupaya untuk selalu bersaing secara global.
Mempelajari akuntansi internasional menjadi makin berkembang dari masa ke masa. Maka pembelajaran pertama ini kita dikenalkan akan sejarah singkat perkembangan subjek ini. (dikutip dari Freddrik Choi)

1.1  Sudut Pandang Sejarah
Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu kondisi nasional ke kondisi lainnya, sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan terus-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunia.
Berawal dari Italia pada abad ke-14 dan 15 dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping). Diperkenalkan oleh Luca Pacioli (th 1447). Luca Pacioli lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Luca memperkenalkan 3 (tiga) catatan penting yang harus dilakukan:
a)     Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis
b)     Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum kemudian dicatat dalam jurnal.
c)     Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of the accounting system (Raddebaugh, 1996).
Perkembangannya disorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. “Pembukuan ala Italia” kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan kelompok Hanseatik.
Singkat kata, gagasan tersebut mencapai Kepulauan Inggris pada tahun 1870-an berkembamg suatu profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris. Perkembangan yang sama juga terjadi di tempat lain salah satunya, akuntansi model Belanda yang digunakan di Indonesia. Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.
Pada abad ke-20, permasalahan tentang akuntansi mulai muncul dan berkembang. Hingga pada akhirnya sekolah-sekolah bisnis mengakui akuntansi sebagai suatu disiplin ilmu akademik sendiri pada sekolah perguruan tinggi.

1.2  Sudut Pandang Kontemporer
Akuntansi menurut sudut pandang kontemporer merupakan faktor-faktor yang menambah pentingnya adanya akuntansi secara internasional. Hali ini dikarenakan terdapat beberapa faktor-faktor yang antara lain:
a)          Pertumbuhan dan Penyebaran Operasi Multinasional
b)          Kompetisi Global
c)          Merger dan Akuisisi Lintas Batas
d)          Inovasi Keuangan
e)          Internasionalisme Pasar Modal

1.3  Pertumbuhan dan Penyebaran Operasi multinasional
Bisnis Internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Kegiatan yang berakar dari masa lampau ini akan terus berlanjut tanpa terputus. Ketika di masa lalu perdagangan jasa biasanya kalah penting, jika dibandingkan dengan perdagangan barang. Saat ini perdagangan jasa mendapatkan keuntungan yang lebih signifikan dan berkembang dengan tingkat yang lebih cepat daripada perdagangan barang.
Isu akuntansi yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing. Saat ini, bisnis internasional semakin berhubungan dengan investasi asing langsung yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya, usaha patungan atau aliansi strategis. Operasi yang dilaksanakan di luar negeri membuat manajer keuangan dan akuntan menghadapi resiko berupa semua jenis masalah yang tidak mereka hadapi ketika operasi perusahaan dilaksanakan di dalam wilayah satu Negara.

1.4  Inovasi Keuangan
Perusahaan harus mampu menghadapi risiko bisnis yang akan mereka terima, oleh karena itu dewasa ini perusahaan terus melakukan inovasi-inovasi khususnya untuk keuangan agar tidak menderita kerugian ekonomis dalam menghadapi risiko bisnis. Untuk itu perusahaan harus memiliki tindakan preventif yaitu sistem manajemen risiko yang baik, dengan deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan, kerentanan dalam harga komoditas, valuta asing, kredit dan ekuitas yang sering terjadi dewasa ini. Perputaran naik turunnya harga ini memang tidak serta merta langsung berdampak pada proses pelaporan internal, tetapi menghadapkan perusahaan pada risiko menderita kerugian ekonomis. Hal ini memacu tujuan aktivitas perusahaan dalam mengidentifikasi risiko yang mereka hadapi berasal dari kerentanan tersebut, memutuskan risiko mana yang perlu dilindungi dan mengevaluasi hasil strategi manajemen risiko yang dijalankan.
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat memungkinkan perusahaan dapat mempertinggi nilai perusahaan dengan mengatur manajemen risikonya. Investor dan pemegang saham perusahaan lainnya mengharapkan manajer keuangan untuk mengidentifikasi dan aktif mengelola eksposur tersebut. Pada saat yang bersamaan, kemajuan dalam teknologi keuangan memungkinkan pergeseran risiko keuangan kepada pundak orang lain. Mereka yang memiliki kemampuan manajemen risiko sangat dihargai oleh pasar.

1.5  Kompetisi Global
Sebagaimana kita tahu bahwa kompetisi bisnis saat ini sudah bersifat global maka batas antar negara sudah tidak lagi ada batas antar negara, fenomena ini membuat peran akuntansi internasional menjadi semakin penting. Penentuan acuan (benchmarking), suatu tidakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang memadai, bukanlah hal yang baru. Hal yang baru adalah standar perbandingan yang kini melampaui batas-batas nasional, sehingga perusahaan dari negara lain dapat masuk untuk berkompetisi bisnis di Indonesia. Sehingga pertanyaan yang relevan kini adalah “Apakah saya menambah lebih banyak nilai kepada pelanggan utama saya dibandingkan dengan rekan saya yang berada di negara lain?” bukan lagi “Bagaimana dengan pekerjaan yang saya lakukan bila dibandingkan dengan para pesaing yang bertindak benar di wilayah lain?”.
Namun dalam penentuan acuan terhadap pesaing internasional, seseorang harus berhati-hati untuk memastikan bahwa perbandingan yang dilakukan memang benar-benar dapat dibandingkan. Sebagai contoh alat ukur kinerja yang sering digunakan adalah pengukuran ROE (Return on equity-ROE).

1.6  Merger dan Akuisisi Lintas Batas Negara
Penilaian perusahaan sering kali didasarkan pada faktor-faktor berbasis harga seperti rasio hargo atas laba. Pendekatan di sini adalah untuk menurunkan rata-rata faktor untuk perusahaan yang sebanding dalam industri dan menerapkan faktor atas laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang sedang dinilai untuk menghasilkan harga penawaran yang memadai. Perusahaan yang melakukan akuisisi ketika sedang memberikan tawaran atas target akuisisi asing adalah sejauh apa faktor (laba-earnings) dalam ukuran P/E merupakan refleksi sesungguhnya dari variable yang sedang diukur bila dibandingkan dengan hasil dari perbedaan pengukuran akuntansi. Peredaan aturan pengukuran akuntansi dapat menimbulkan arena bermain yang tidak sebanding dalam pasar untuk memperoleh kendali perusahaan.

1.7  Internasionalisasi Pasar Modal
Faktor yang mungkin banyak menyumbangkan perhatian lebih terhadap akuntansi internasional di kalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar, pembuat standar akuntansi, dan para pendidik ilmu bisnis adalah internasionalisasi pasar modal seluruh dunia. Penawaran internasional yang berkenaan dengan obligasi(surat utang), pinjaman modal perusahaan dan prasarana utang lainnya semua melonjak naik secara dramatis sejak tahun 1990.
Dengan terintergrasinya pasar keuangan, kita juga menyaksikan adanya peningkatan dalam jumlah perusahaan yang terdaftar pada berbagai bursa efek di seluruh dunia. Tingkat rata-rata volume perdagangan tahunan dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar telah melonjak secara signifikan. Hal ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya merger dan akuisisi yang telah ikut berperan dalam merampingkan beberapa entitas perusahaan yang terdaftar. Terdapat tiga wilayah pasar modal terbesar adalah wilayah benua Amerika, Asia-Pasifik, dan Eropa termasuk juga didalamnya Afrika dan Timur Tengah.
·       Ekonomi Amerika
Ekonomi AS dan pasar sahamnya mengalami pertumbuhan tanpa henti selama tahun 1990-an. Saat ini, baik NYSE maupun NASDAQ mendominasi bursa efek lain di seluruh dunia dalam hal kapitalisasi pasar, nilai perdagangan saham domestik, nilai perdagangan saham asing (di luar Bursa Efek London-LSE), jumlah perusahaan domestik yang mencatatkan saham dan jumlah perusahaan asing yang mencatatkan sahamnya. Relatif pentingnya Amerika dalam pasar ekuitas global juga meningkat.
·       Ekonomi Eropa Barat
Eropa adalah wilayah pasar ekuitas terbesar di dunia dalam hal kapitalisasi pasar dan volume perdagngan. Perluasan ekonomi secara signifikan turut menyumbangkan pertumbuhan pasar ekuitas Eropa yang cepat selama paruh kedua tahun 1990-an. Faktor terkait di Eropa Kontinentaladalah perubahan perlahan menuju orientasi ekuitas yang sudah lama menjadi ciri-ciri pasar ekuitas London dan Amerika Utara.  Privatisasi yang dilakukan terhadap banyak perusahaa besar milik pemerintah telah membuat pasar ekuitas Eropa menjadi lebih penting dan menarik investor non-institusional (non-lembaga), hingga pasar Eropa telah tumbuh seiring dengan keberhasilan Persatuan moneter Eropa (European Monetary Union).
·       Asia
Diperkirakan Asia akan menjadi wilayah pasar ekuitas kedua terpenting. Republik Rakyat Cina (Cina) muncul sebagai perekonomian global utama dan negara-negara “Macan Asia” mengalami pertumbuhan dan pembangunan yang fenominal. Beberapa praktik berpendapat bahwa pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan standart auditing di Asia serta pengawasan dan penegakan implementasi standart tersebut lemah. Namun prospek pertumbuhan masa depan dalam pasar ekuitas Asia tampak kuat. Seperti yang telah disebutkan beberapa pasar Asia-Pasifik (Cina, India, Korea, Taiwan, dan Hongkong) telah tumbuh dengan cepat dan mengalami volume perdagangan yang relatif besar terhadap kapitalisasi pasar.

1.8  Pencatatan dan Penerbitan Saham Lintas Batas Negara
Gelombang minat melakukan pencatatan saham lintas batas yang terjadi di pasar baru Eropa, menunjukan bukti bahwa perusahaan penerbit saham bermaksud melakukan pencatatan lintas-batas di Eropa untuk memperluas kelompok pemegang saham, meningkatkan kesadaran terhadap produk mereka dan/ atau membangun kesadaran masyarakat terhadap perusahaan, khususnya di negara-negara di mana perusahaan memiliki operasi yang signifikan dan / atau pelanggan.
Banyak perusahaan Eropa mengalami kesulitan ketika memutuskan di mana meningkatkan jumlah modal atau mencatatkan sahamnya. Pengetahuan mengenai berbagai pasar ekuitas dengan hukum, aturan dan karakter kelembagaan yang berbeda sangat diperlakukan saat ini. Pemahaman mengenai bagaimana karakteristik perusahaan penerbit saham dan bursa efek saling berhubungan juga diperlukan. Negara asal, industri, dan besarnya penawaran perusahaan penerbit saham hanyalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Biaya dan manfaat kombinasi pasar yang berbeda juga perlu untuk dipahami.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar